Window dressing ialah strategi yang digunakan perusahaan atau manajer investasi untuk mempercantik tampilan portofolio/performa laporan keuangannya.
"IHSG diprediksi menguat didorong antisipasi window dressing pada hari terakhir perdagangan di kuartal III 2018," papar Juan dalam risetnya, Jumat (28/9).
Dengan aksi tersebut, sentimen dari kenaikan suku bunga acuan The Fed dan Bank Indonesia (BI) masing-masing sebesar 25 basis poin (0,25 persen) kemarin bakal tertutupi.
Walhasil, Juan meramalkan IHSG bergerak menguat dalam rentang support 5.849-5.889 dan resistance 5.850-5.971.
Menurut dia, keputusan yang diambil oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) dan Indonesia itu telah diantisipasi sebelumnya oleh pelaku pasar. Sehingga, pergerakan pasar saham tetap stabil.
Dari sisi teknikal, Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi melihat IHSG memang berpotensi tetap menghijau di tengah tren pelemahan indeks.
"Support resistance IHSG akan berada pada level 5.880-5.970," terang Lanjar dalam risetnya.
Menurutnya, pelaku pasar dapat memperhatikan beberapa saham, seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).
Sekadar informasi, pergerakan IHSG kemarin semakin mendekati area 6.000. Lebih tepatnya, IHSG berakhir di level 5.929 dengan penguatan sebesar 0,95 persen.Pada saat yang bersamaan, pelaku pasar asing tercatat beli bersih (net buy) di pasar reguler sebesar Rp1,76 miliar.
Kondisi yang sama diperlihatkan oleh mayoritas indeks di bursa saham Wall Street. Tiga saham utamanya, Dow Jones naik 0,21 persen, S&P500 naik 0,28 persen, Nasdaq naik 0,65 persen.
(aud/bir)
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180928074124-92-333884/aksi-window-dressing-bikin-ihsg-kinclong/
No comments:
Post a Comment