Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PLN Djoko R Abumanan mengatakan laba tersebut diperoleh karena dua hal. Pertama, adalah kenaikan penjualan listrik perseroan.
Ia mengatakan penjualan listrik di tiga bulan pertama tahun ini tercatat Rp3,8 triliun atau naik 6,11 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan didorong oleh pertumbuhan pelanggan sebesar 3,8 juta pelanggan dengan daya listrik terjual sebesar 3,04 Terra Watt-hour (TWh).
Hanya saja, Djoko tak menyebut sumber pendapatan lainnya. "Kenaikan konsumsi listrik ini didominasi oleh pertumbuhan pelanggan sektor bisnis, yaitu sebesar 6,76 persen atau 10.613 Giga Watt-hour (GWh)," ujarnya melalui keterangan resmi dikutip Senin (24/6).
Kedua, lanjut dia, efisiensi beban operasional pembangkit listrik. Sebab, dengan beroperasinya Gardu Induk (GI), khususnya di daerah Sumatera dan Kalimantan, PLN mampu menghemat Rp667 miliar dari efisiensi biaya sewa pembangkit.
Selain dari biaya sewa, volume pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) bagi pembangkit pun turun sebesar 98 ribu kilo liter (kl) dibandingkan tahun lalu.
Harga rata-rata BBM pun mengalami penurunan dari Rp11.058 per liter menjadi Rp8.835 per liter pada kuartal I 2019 karena penguatan kurs rupiah dan penurunan harga minyak mentah Indonesia.
"Di samping itu, perseroan juga berhasil menurunkan biaya pemeliharaan sebesar Rp183 miliar," imbuh Djoko.
Ke depan, PLN akan melakukan efisiensi pada komponen biaya operasi yang berada dalam kendali perusahaan, sehingga kondisi keuangan diharapkan tetap terjaga. Sebab, berkaca dari kuartal sebelumnya, PLN bisa mendapatkan laba sebelum pajak sebesar Rp10,6 triliun.
(glh/bir)
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190624185000-85-405977/pln-klaim-cetak-laba-rp42-triliun-pada-kuartal-i-2019/
No comments:
Post a Comment