
JAKARTA, iNews.id - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga acuannya pada Rapat Dewan Gubernur pekan ini. Hal ini sebagai respons akan kenaikan Fed Funds Rate di akhir tahun ini.
Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah mengatakan, dengan naiknya suku bunga acuan maka LPS akan mengerek suku bunga penjaminannya. LPS juga akan memantau pergerakan dana pihak ketiga agar tetap dalam batas aman.
"Orang membeli rupiah, menaruh uangnya di perbankan tidak hanya satu-satunya suku bunga. Sehingga kita akan melihat apa perlu direspons kenaikan suku bunga atau dalam level sekarang orang sudah nyaman," ujarnya di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa (25/9/2018).
Menurut dia, di tengah tren kenaikan Fed Funds Rate ini, seluruh otoritas di sektor keuangan Indonesia terus berupaya menjaga stabilitas rupiah, termasuk LPS. Otoritas moneter berusaha mengimbangi agar penarikan modal dari dalam negeri ke luar negeri akibat kenaikkan FFR ini tidak mengganggu stabilitas ekonomi.
"Itu yang diusahan BI, LPS juga memantau apakah ada pergerakan dana pihak ketiga dari bank-bank yang pindah keluar negeri (capital outflow) atau dia cuma pindah ke bank lain karena ada bank yang mungkin belum menaikkan depositonya," ucapnya.
Meski demikian, berdasarkan apa yang LPS temukan tidak ada pergerakan yang signifikan dari modal keluar. Pasalnya, menurut dia, jika nasabah pindah dari satu bank ke bank lain karena mencari suku bunga yang lebih tinggi merupakan hal yang normal.
"(Pergerakan yang signifikan) itu terjadi hanya untuk ketakanlah pasar Surat Berharga Negara. Ini karena lebih pengaruh kembalinya uang itu disedot kembali oleh AS. ini yang kita usahakan agar kesimbangan tetap kita jaga," kata dia.
Seiring dengan kenaikan FFR, maka seluruh dunia akan mengalami keseimbangan yang baru. "Ketika The Fed naikkan lagi suku bungan, seluruh dunia pasti akan mengalami keseimbangan yang baru lagi. Dalam konteks menjaga stabilitas (rupiah) ini, ibaratnya kita sudah ada keseimbangan yang baru," ujarnya
Lebih lanjut ia mengatakan, keseimbangan baru ini memungkinkan rupiah tidak akan kembali ke level sebelumnya. Misalnya, saat ini rupiah berada di level Rp14.907 per dolar AS maka tidak mungkin rupiah kembali ke Rp13.550 di awal 2018.
"Tidak memungkinkan kembali, kondisi likuditas dunianya beda, suku bunga dunia beda, kebutuhan kita terhadap likuditas dalam negeri juga beda," tutur dia.
Editor : Ranto Rajagukguk
https://www.inews.id/finance/read/258781/bi-diprediksi-naikkan-suku-bunga-acuan-ini-respons-lps
No comments:
Post a Comment