Dalam pertandingan tersebut Fakhri tidak bisa memainkan winger andalannya Mochammad Supriadi sejak menit awal. Posisi Supriadi di sektor sayap kiri diambil alih Yudha Febrian.
Sayangnya, pergantian itu tidak berjalan sesuai instruksi. Ketajaman lini serang Garuda Asia pun berkurang tanpa kehadiran Supriadi."Ada beberapa catatan kami ketika babak pertama. Saya akui tanpa Supri di sayap jadi salah satu alasan [Timnas Indonesia U-16] kurang tajam. Yudha saya pikir tidak menjalankan tugas dengan baik pada saat menyerang tapi bertahan bagus," ujar Fakhri Husaini usai pertandingan.
Minimnya alur serangan dan bola dari sektor kiri berimbas kepada permainan penyerang Amiruddin Bagus Kahfi. Pemain bernomor punggung 20 itu lebih sering terlihat membawa bola sendiri karena kekurangan dukungan dari pemain lain.
"Pada beberapa momen Bagus bisa melewati lawan, kali ini Vietnam bermain disiplin sangat ketat. Empat pemain Vietnam tidak keluar [pertahanan]," ucap Fakhri.
Tanpa Supriadi sejak menit awal Timnas Indonesia U-16 kekurangan daya serang. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru) |
Kendati demikian mantan pemain Timnas Indonesia ini mengaku bersyukur bisa meraih satu poin. Menurut Fakhri pertandingan melawan Vietnam selalu berjalan ketat.
Terlebih lagi timnya kebobolan di babak pertama bukan karena dari permainan terbuka, melainkan dari tendangan bebas.
"Saya puas dengan hasil ini. Meskipun kami tidak dapat nilai sempurna, paling tidak dapat poin. Ini bisa jadi modal jelang lawan India," kata Fakhri.
Mantan pelatih Bontang FC itu juga memuji kinerja Sutan Zico yang menjadi pemain pengganti di babak kedua menggantikan Amanar."Zico dimainkan untuk memecah kebuntuan, dan Zico melaksanakan tugasnya dengan sangat baik," Fakhri menuturkan. (nva/sry)
https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20180924225054-142-332859/fakhri-taktik-timnas-indonesia-u-16-tidak-berjalan-maksimal/
Tanpa Supriadi sejak menit awal Timnas Indonesia U-16 kekurangan daya serang. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
No comments:
Post a Comment