"Itu [Jupiter sulit diamati] karena cuaca, selain polusi dan faktor cahaya ini cuaca nya kurang cerah agak berawan," kata Widya kepada awak media di Planetarium Jakarta, Senin (10/6) malam.
"Kebetulan ada Jupiter ya Jupiter. Rencananya malam ini Jupiter tapi masih terlalu rendah," lanjut dia.
Tim Observasi Planetarium telah mengamati Jupiter sejak pukul 18.30 WIB namun hingga pukul 19.52 WIB, Jupiter tidak dapat terlihat dengan jelas menggunakan teleskop.
Guna mengamati Jupiter, Planetarium menyediakan teleskop khusus yakni Teleskop Reflektor. Selain mengamati Bulan dan Jupiter, Planetarium Jakarta juga sempat mengamati planet lain yakni Mars yang terlihat sejak petang."Kemudian tadi ada Mars tapi tadi lepas maghrib cuma udah terbenam tapi kita pilih untuk Jupiter dulu," jelas Widya.
Sebelumnya, NASA telah mengungkap bahwa Jupiter merupakan planet terbesar di sistem tata surya ini.
Jupiter akan mencapai posisi terdekatnya dengan Bumi tahun ini. Konfigurasi ini dikenal sebagai oposisi, karena matahari berhadapan langsung dengan planet di langit.
Planet Jupiter yang merupakan terbesar dalam tata surya ini akan terlihat dengan lebih terang pada 10 Juni 2019 mendatang ketika planet ini mencapai oposisinya ketika Jupiter, Bumi, dan matahari berada dalam satu garis lurus.Meski demikian, di bulan ini tak cuma Jupiter saja yang bakal terlihat tapi juga ada fenomena lainnya. NASA menetapkan sepanjang bulan sebagai bulan yang penuh fenomena astronomi.
Dari tanggal 14 sampai 19 Juni, Anda bisa melihat 'susunan indah' bulan, Jupiter, dan Saturnus yang berubah setiap malam saat bulan mengorbit bumi. (din/mik)
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190610205500-199-402226/gangguan-cuaca-jupiter-tak-bisa-diamati-di-jakarta/
No comments:
Post a Comment