"Jadi kalau misalnya bambu itu materialnya strukturnya terdiri dari fiber dan pori-pori menyerap air, menyerap udara, bambu jadi kayak indikator lingkungannya. Kalau lingkungannya sudah polutif banget ya begitu kejadiannya," kata Joko saat dihubungi, Kamis (18/7).
Joko menjelaskan bahwa karya seninya memiliki pertahanan yang berbeda di setiap kota. Ia mencontohkan karyanya yang sempat dipajang di Jerman bertahan lama hingga satu tahun.
"Jadi variatif pengalaman saya di tiap kota, tiap lingkungan beda-beda kekuatannya enggak bisa dibandingin," lanjutnya.
Pada Rabu (17/7) malam, Dinas Kehutanan DKI Jakarta membongkar karya seni dari bambu tersebut. Banyak pihak yang menyayangkan dengan pembuatan karya seni instalasi bambu di era Anies salah satunya Ketua Fraksi PDI Perjuangan Gembong Warsono.
Ia meminta agar Anies lebih bijak untuk mengalokasikan anggaran. "Kita enggak masalah dengan karya seninya. Itu harus diberi ruang, tapi ya harus bisa dipilah-pilih supaya cocok," kata Gembong.
Anies sempat membanggakan seni bambu tersebut. Ia membagikan pemasangannya di akun instagramnya @aniesbaswedan dan melakukan swafoto bersama seniman yang membangun instalasi seni bambu tersebut.
"Bambunyanya boleh bengkok, tapi niatnya lurus," kata Anies saat itu.
Instalasi seni bambu tersebut merupakan hasil karya dari seniman Joko Avianto. Anies sempat menyampaikan instalasi seni bambu tersebut hanya akan bertahan selama 6 hingga 12 bulan saja.
"Ya keunggulan bambu adalah biodegradable, sehingga otomatis didaur ulang alam," kata dia.
[Gambas:Video CNN] (ctr/ain) https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190718164932-20-413336/seniman-sebut-bambu-seharga-rp550-juta-rapuh-karena-polusi/
No comments:
Post a Comment