Tangsiri mengatakan Teheran bisa mengambil langkah militer apa pun guna memblokir jalur ekspor minyak negara lain yang melewati perairan itu.
Langkah ini adalah balasan terhadap sanksi AS yang bertujuan menghentikan ekspor minyak Iran ke negara lain.
"Kami dapat memastikan keamanan di Teluk Persia dan tidak memerlukan kehadiran pihak asing seperti AS dan negara lainnya yang bukan berasal dari sini," kata Tangsiri kepada kantor berita Tasnim seperti dikutip Reuters, Selasa (28/8).
"Seluruh kapal induk, kapal militer, dan non-militer di Teluk Persia akan dikendalikan dan berada dalam pengawasan penuh. Kehadiran kami di wilayah itu bersifat fisik dan konstan baik siang maupun malam."
"Musuh-musuh secara tegas menghindari konflik dengan Iran karena mereka tahu bahwa itu tidak akan bermanfaat bagi mereka," kata Jafari.
Dalam kesempatan terpisah, AS membantah klaim Iran terkait Selat Hormuz itu. Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menegaskan bahwa Selat Hormuz merupakan perairan internasional.
"Selat tersebut adalah jalur perairan internasional. Bersama mitra, AS selalu berupaya bekerja sama memastikan kebebasan bernavigasi dan jalur perdagangan bebas di perairan internasional," ucap Pompeo melalui Twitter-nya.
Ketegangan antara Teheran dan Washington terus meningkat terutama setelah Trump memutuskan menarik AS keluar dari perjanjian nuklir 2015.
AS juga secara unilateral menjatuhkan kembali sanksi yang sebelumnya pernah dicabut terhadap Iran.
Baru-baru ini, pejabat senior AS mengatakan Gedung Putih tengah berupaya mengurangi ekspor minyak Iran "hingga ke titik nol."
Selat Hormuz terletak di antara Teluk Persia dan Teluk Oman. Selat tersebut menjadi salah satu jalur perdagangan minyak paling strategis.
Sebanyak 20 persen perdagangan minyak global melewati selat tersebut. Memblokade selat itu menjadi cara tercepat untuk memblokir pengiriman minyak dari Teluk Persia. (has)
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20180828160342-120-325544/lawan-sanksi-as-iran-klaim-kuasai-selat-hormuz/
No comments:
Post a Comment