Kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.614 per dolar AS atau melemah tipis dari posisi kemarin Rp14.610 per dolar AS.
Di pasar spot, beberapa mata uang Asia juga turut melemah, seperti baht Thailand minus 0,12 persen, dolar Singapura minus 0,04 persen, yen Jepang minus 0,03 persen, dan rupee India minus 0,03 persen.
Namun, beberapa mata uang Asia masih bertahan di zona hijau, misalnya ringgit Malaysia yang menguat 0,08 persen, renmimbi China 0,13 persen, peso Filipina 0,17 persen, dan won Korea Selatan 0,37 persen.
Berbanding terbalik, mayoritas mata uang utama negara maju yang pagi tadi menguat, rupanya masih bertahan hingga akhir penutupan perdagangan sore ini.
Dolar Australia menguat 0,03 persen, poundsterling Inggris 0,08 persen, euro Eropa 0,13 persen, dolar Kanada 0,16 persen, dan franc Swiss 0,31 persen. Hanya rubel Rusia yang tetap melemah 0,01 persen dari dolar AS.
Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi mengatakan pergerakan rupiah yang melemah tipis hari ini karena pasar tengah mencerna makna lain dari babak baru perang dagang AS-Meksiko. Kedua negara akhirnya sepakat merombak Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (North American Free Trade Agreement/NAFTA).
Semula, kesepakatan kedua negara untuk merombak NAFTA menjadi sentimen positif bagi pasar. Sebab, pasar memaknai bahwa AS-Meksiko akan berdamai dan perang dagang tak akan dilanjutkan. Walhasil, sentimen itu melemahkan dolar AS dan membuat banyak mata uang negara lain menguat kemarin.
Namun, pasar mulai terbayang makna lain dari kesepakatan itu, yaitu perombakan NAFTA akan tetap melemahkan Meksiko dan menguntungkan AS.
"Ini karena Presiden AS Donald Trump punya ambisi untuk mengurangi defisit perdagangannya dan diperkirakan akan memberlakukan tarif impor kepada mitra dagangnya, termasuk Meksiko," ucapnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (28/8).
Makna ini yang kemudian mempengaruhi pergerakan pasar uang hari ini, sehingga beberapa mata uang terpaksa keluar dari zona hijau, termasuk rupiah.
"Kekhawatiran perang dagang tetap ada menyelimuti pasar. Masih ada kemungkinan kalau kestabilan ekonomi secara global pun belum dapat terjamin," katanya.
Kendati begitu, Dini menilai rupiah masih bisa menguat pada esok hari bila data pertumbuhan ekonomi AS secara kuartalan yang akan dirilis malam ini buruk. (lav)
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180828165749-78-325570/sentimen-kesepakatan-as-meksiko-bawa-rupiah-melemah-tipis/
No comments:
Post a Comment