Sejalan dengan rupiah, beberapa mata uang negara di kawasan Asia juga turut menguat. Ringgit Malaysia menguat 0,06 persen, baht Thailand 0,25 persen, peso Filipina 0,22 persen, dan renminbi China 0,09 persen.
Sementara yen Jepang melemah 0,10 persen, dolar Singapura minus 0,01 persen, dan dolar Hong Kong minus 0,13 persen.
Di sisi lain, sejumlah mata uang negara maju melemah pada dolar AS. Euro melemah 0,38 persen, poundsterling Inggris melemah 0,17 persen, dan rubel Rusia minus 0,26 persen. Sedangkan dolar Kanada dan franc Swiss masing-masing menguat 0,19 persen dan 0,24 persen.
Analis sekaligus Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan penguatan rupiah pada perdagangan hari ini terutama didorong oleh kenaikan bunga acuan Bank Indonesia dan mulai berlakunya instrumen transaksi Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF).
"Resmi berlakunya transaksi DNDF hari ini saya rasa memberikan sentimen. BI juga kemarin menaikkan bunganya, dampaknya ke rupiah baru terasa di hari ini," ujar Ibrahim kepada CNNIndonesia.com, Jumat (28/9).
Selain itu, gejolak eksternal juga mulai mereda seiring kenaikan bunga bank sentral AS juga turut mempengaruhi penguatan rupiah. Ia pun memperkirakan rupiah bakal kembali menguat pada pekan depan.
"Imbas eksternal yang mereda membuat rupiah perlahan bakal kembali ke fundamental. Saya perkirakan rupiah akan kembali menguat ke level Rp14.863 pekan depan," kata dia. (agi/bir)
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180928170838-78-334056/gejolak-eksternal-reda-bawa-rupiah-menguat-ke-rp14902/
No comments:
Post a Comment