Seperti dilansir Associated Press, Rabu (17/7), penandatanganan kesepakatan antara kedua belah pihak dilakukan hari ini di Ibu Kota Khartoum. Sedangkan pembukaan undang-undang dasar sedang disusun dan diperkirakan akan selesai dalam beberapa hari ke depan.
Unjuk rasa besar-besaran dimulai pada 19 Desember 2018, ketika Omar al-Bashir memutuskan menaikkan harga roti tiga kali lipat. Gelombang unjuk rasa lantas menyebar ke penjuru Sudan dan mendesaknya mundur setelah tiga dasawarsa berkuasa.
Sejak militer mengkudeta Omar pada April lalu, mereka menolak mengizinkan pemerintah sipil mengambil alih pemerintahan. Mereka berkeras memberikan masa transisi sebelum menyerahkan kekuasaan ke tangan sipil.
Proses perundingan antara kedua kelompok ini pada sempat buntu. Oposisi menolak pemerintahan militer karena mengulangi masa pemerintahan Al-Bashir selama tiga dasawarsa yang juga dimulai dengan kudeta.
Kelompok sipil juga khawatir aspirasi supremasi pemerintahan sipil tidak terwujud dan cemas akan bernasib sama dengan negara tetangga mereka, Mesir. (ayp)
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20190717144329-127-412938/militer-dan-kelompok-sipil-sudan-sepakat-berbagi-kekuasaan/
No comments:
Post a Comment