"Saya berharap DKI yang sekarang katanya duitnya banyak, akan bersungguh-sungguh merealisasikan apa yang kita saksikan tadi," kata Salim di lapangan parkir TIM, Jakarta Pusat, Rabu (3/7).
Pada November lalu, Anies mengatakan biaya yang dikeluarkan untuk proses pembangunan infrastruktur itu diperkirakan mencapai Rp1 triliun. Namun dari data usulan biaya revitalisasi TIM yang dilakukan oleh PT Jakarta Propertindo, diperkirakan biaya yang dibutuhkan mencapai Rp1,8 triliun.
Biaya itu dibagi untuk dua tahun, tahun pertama berupa pembangunan gedung baru beserta fasilitas dengan biaya sekitar Rp500 juta. Kemudian tahun kedua untuk revitalisasi bangunan yang sudah ada dan penataan ruang terbuka hijau dengan biaya sekitar Rp1,3 triliun.
Direktur Utama PT Jakarta Propertindo, Dwi Wahyu Daryoto, menjelaskan proses revitalisasi akan melibatkan tim arsitek Andra Martin. Tim Andra memenangkan sayembara yang digelar pada 2010 silam.
Dikutip dari situs resmi PPID Pemprov DKI, Andra mengatakan desain baru TIM akan mengembalikan konsep dasar saat pertama kali dibangun pada tahun 1968. Saat itu, TIM dibangun dengan konsep bangunan yang sangat inklusif, terbuka dan guyub.
Menurutnya revitaliasi TIM akan dilakukan dalam beberapa tahap dan dikerjakan kurang lebih dalam kurun waktu empat tahun. Tahap pertama, akan dibangun bangunan baru untuk memindahkan semua kegiatan sementara waktu dan memugar bangunan lama. Kemudian, lahan parkir akan diubah menjadi taman. Untuk mengganti lahan tersebut akan dibangun tempat parkir bawah tanah (basement). Anies menargetkan revitalisasi TIM selesai pada Juni 2021.
Untuk bangunan baru yang saat ini sudah ada seperti Teater Jakarta, kata Andra, akan tetap dipertahankan. Selain itu, Planetarium juga akan dipertahankan berkaitan dengan sejarah dan fungsinya.
Gubernur DKI Jakarta saat ini, Anies Baswedan diharapkan untuk menepati rencana revitalisasi Taman Ismail Marzuki. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)
|
Saat memberikan sambutan, Wahyu mengajak semua orang yang hadir untuk melihat video yang menampilkan kawasan TIM setelah direvitalisasi. Dalam video itu terlihat banyak ruang terbuka hijau dan sejumlah taman di atas gedung.
"Saya sangat terharu melihat gambar tadi, mudah-mudahan bisa diselesaikan. Saya terlibat bersama Gubernur DKI Soerjadi, melakukan perencanaan untuk revitalisasi Taman Ismail Marzuki, hasilnya yang bisa dilihat gedung teater besar di belakang itu. Tapi tidak seluruhnya bisa kami selesaikan," kata Salim.
Ia melanjutkan, "Rencana yang saya lihat tadi lebih bagus dari yang kami rencanakan dulu. Saya harap itu bisa kita selesaikan. Saya tidak bisa melepaskan diri saya dari acara ini."
Salim bercerita, ia menyaksikan gubernur DKI Ali Sadikit meresmikan TIM pada 10 November 1968 silam. Menurutnya peristiwa itu penting karena untuk pertama kali, seniman merasa mendapat perhatian dari pemerintah.
Beberapa tahun kemudian, selama delapan tahun Salim sempat menjadi ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Kala itu ia bekerja sama dengan dua gubernur DKI yang sangat bersimpatik pada dunia kesenian, yaitu Wiyogo Atmodarminto dan Soerjadi Soedirdja.
"Kami bekerja sama dalam membangun atau memelihara pusat kesenian. Masalahnya waktu itu seingat saya biaya, sehingga didirikan Yayasan Kesenian Jakarta, kalau enggak salah untuk mencari duit. Dan tidak juga berhasil seperti yang direncanakan," kata Salim.
[Gambas:Video CNN] (adp/rea)
https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20190703194446-241-408838/budayawan-minta-anies-baswedan-seriusi-revitalisasi-tim/
No comments:
Post a Comment