Sekretaris Perusahaan PT JSC Palembang, Mirza Mursalin, mengatakan sejak awal tahun ini pemasukan perusahaan tidak berimbang dengan biaya operasional bulanan. Akibatnya, perusahaan mulai merugi karena tidak bisa membayar biaya operasional. Meruginya PT JSC pun sebagai imbas dari terhentinya subsidi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan sejak tahun ini.
"Ini dampak berhentinya subsidi Pemprov. Terakhir disubsidi tahun lalu. Wajarlah perusahaan masih baru jadi pengeluaran lebih besar dari pemasukan," ujar Mirza, Rabu (3/7).Mirza mengungkapkan selama 6 bulan belakangan pun jarang digelar acara, khususnya acara olahraga pasca Asian Games 2018 lalu. Ia mengungkapkan selama enam bulan ini pemasukan PT JSC hanya bersumber dari tiket masuk pengunjung dan sewa gedung untuk acara. Dengan tidak adanya acara di JSC, pendapatan dari dua sumber pun menjadi menurun.
Kompleks olahraga Jakabaring terbengkalai, para atlet berlatih di dalam kolam berlumut. (CNN Indonesia/Hafidz Trijatnika)
|
"Kami upayakan mencicil dulu, meskipun belum bisa langsung bayar Rp3 miliar. Kami komunikasi dulu dengan PLN. Kami usahakan listrik menyala lagi," ungkap dia.
Sebelumnya diberitakan, PT JSC sebagai pengelola kawasan khusus olahraga di Palembang, Sumatera Selatan, menunggak tagihan pembayaran listrik hingga Rp3 miliar sejak Januari 2019. PLN melakukan pemutusan listrik terhadap kawasan seluas 325 hektar tersebut yang berimbas terhadap atlet yang berlatih di kawasan tersebut. Atlet loncat indah terpaksa berlatih di kolam renang berlumut.
"Sekarang atlet kita terpaksa latihan di kolam yang sudah tidak layak, berlumut. Mereka mengeluh gatal-gatal setelah latihan" kata pelatih Loncat Indah Sumsel Meirizal Usra, Selasa (2/7) lalu. (idz)
https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20190703194219-178-408832/defisit-jadi-alasan-pengelola-telantarkan-jakabaring/
No comments:
Post a Comment