Remaja 18 tahun itu juga mengatakan peristiwa penjaga rampong (penangkaran ikan di tengah laut) dan rakitnya hilang sudah banyak terjadi di kampungya, pesisir utara Manado, Sulawesi.
"Saya sudah pernah terdampar di lautan dengan rakit saya dua kali. Tapi yang pertama dan kedua itu tidak lama, seminggu saja dan langsung ditemukan oleh kapal-kapal ikan lainnya," ujar Aldi saat ditemui CNNIndonesia.com di studio Trans TV, Jumat (28/9).
Saat rakitnya putus untuk kedua kalinya, Aldi juga masih tenang karena ada kapal-kapal yang berhasil menolongnya dan membawa kembali ke rampong.
"Nah, peristiwa yang terakhir kemarin saya mulai panik karena cuaca buruk sekali, angin kencang. Saya sempat minta tolong ke teman di rakit lain pakai HT dan sempat ada perahu kecil mengejar saya," tuturnya.
"Tapi karena ada gelombang besar dan angin kencang, perahu yang mengejar saya berhenti dan kembali ke daratan karena takut terbalik. Di situ saya merasa takut dan berpikiran saya akan hanyut sangat jauh kali ini."
Sebelum dia, ada seorang temannya, Stanley, yang juga bekerja menjaga lampu di rampong, hanyut pada 9 Juli lalu dan sampai saat ini belum ditemukan.
Menurut Aldi, kejadian seperti yang menimpa dirinya ini sudah biasa terjadi. Sebagian yang terdampar ada yang kembali, tapi selebihnya tak ditemukan.
"Ada bahkan pekerja di rampong yang hilang sejak Desember lalu, sampai sekarang belum ditemukan," katanya.
Namun, bos Aldi disebut tak banyak membantu pencarian, bahkan membentak keluarga karena terus meminta kejelasan kabar pemuda tersebut.
"Bosnya tidak jelas kalau kasih kabar. Bilang lakukan pencarian juga gitu saja, tidak serius, malah kami sempat dibentak bilang suruh sabar," kata kakak ipar Aldi, Herlina.
"Setelah tiga minggu enggak ada kabar, bapak Aldi ngotot telepon bosnya, terus dikasih kabar (Aldi) sudah ditemukan di Filipina. Tapi kabar itu tidak jelas."
Herlina mengatakan sekitar awal September, keluarga baru mendapat kabar dari kepolisian setempat, berdasarkan informasi dari Konsulat Jenderal RI di Osaka, Jepang.
Aldi ditemukan oleh kapal kargo MV Arpeggio yang hendak menuju Jepang dan tak sengaja mendapat pesan HT dari Aldi. Kapal berbendera Panama itu pun langsung membawa Aldi ke Pelabuhan Tokuyama, Yamaguchi, pada 6 September.
Setibanya Aldi di kampung pada 8 September, perusahaan lokal yang mempekerjakannya pun tak kunjung memberi santunan atau bantuan. Herlina bahkan mengatakan Aldi sendiri yang harus mendatangi rumah bos dan menagih upahnya yang belum dilunasi. (rds/has)
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20180928143016-106-333991/sebelum-terdampar-49-hari-di-pasifik-aldi-dua-kali-hilang/
No comments:
Post a Comment