JAKARTA, iNews.id - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menilai perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China mulai melunak. Pasalnya, tensi perang dagang antara AS dengan kedua mitra dagangnya yaitu Kanada dan Meksiko mulai turun.
Deputi Bidang Koordinasi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, perang dagang tersebut membuat pertumbuhan ekonomi global turun. Hal ini turut berdampak pada penurunan ekspor Indonesia selama kuartal I 2019 yaitu minus 2,3 persen.
"Terkait global ekspor semua negara alami penurunan ya dampak perang dagang AS dan china ke semua negara tetapi baru Vietnam dan India saja yang belum turun. Hal baiknya yang paling terbaru sedikit meredanya AS terhadap Meksiko dan Kanada," ujarnya di kantornya, Jakarta, Senin (10/6/2019).
Oleh karenanya dia meyakini perang dagang tidak akan berlangsung lama karena diperkirakan pertumbuhan ekonomi AS Kuartal II 2019 turun. Melihat hal tersebut tentu pemerintah AS tidak akan melanjutkan kekeraskepalaannya untuk tetap mempertahankan perang dagang .
"Tidak mungkin AS ngotot terus-menerus dengan tensi perang dagang tinggi sekali seperti ini. Sektor riil mereka beberapa sudah mulai menurun AS itu. Tunggu pertumbuhan ekonomi Kuartal II," ucapnya.
Kendati demikian, pemerintah Indonesia sudah menyiapkan strategi untuk menahan penurunan ekspor agar tidak berlanjut karena perang dagang. "Kita sudah lakukan langkah-langkah khususnya ekspor produk-produk China sejenis terhadap AS. Produk apa yang punya keunggulan komparatif yang selama ini dijual China ke AS karena kita tidak kena peningkatan tarif kan," tutur dia.
Selain itu, pemerintah juga mengatur ulang strategi impor dengan membatasi jumlah barang impor yang tidak memberi pengaruh langsung. Pasalnya, barang yang diimpor Indonesia saat ini jauh lebih besar kontraksinya daripada barang ekspor.
"Triwulan I 2019 kita kontraksi minus 2,3 persen sudah kita rasakan memang. Tapi impor kita jauh lebih besar kontraksinya sehingga internal kita merespons positif," kata dia.
Namun, untuk impor barang belanja modal seperti mesin-mesin tidak perlu dievaluasi karena bisa untuk investasi. Selain itu, barang belanja modal bisa meningkatkan lapangan pekerjaan dan akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
Editor : Ranto Rajagukguk
https://www.inews.id/finance/makro/as-melunak-tensi-perang-dagang-dengan-china-berpotensi-turun/565645
No comments:
Post a Comment