"Perundingan dengan Amerika hanya bisa dipertimbangkan jika [Presiden Donald] Trump mencabut sanksi dan pemimpin tertinggi memberikan izin untuk melakukan perundingan," ujar Menteri Intelijen Iran, Mahmoud Alavi.
Sebagaimana dikutip Reuters, pernyataan itu berlanjut, "Amerika takut akan kekuatan militer Iran. Itu alasan di balik keputusan mereka untuk membatalkan rencana menyerang Iran."
Ia berdalih serangan itu berpotensi menewaskan 150 orang. Trump pun membuka kemungkinan untuk berunding dengan Iran untuk meredakan ketegangan.
Ketegangan antara AS dan Iran sendiri mulai meningkat sejak Rouhani mengancam bakal melanjutkan pengayaan uranium, salah satu poin penting dalam kesepakatan nuklir.
Perjanjian yang digagas di era Barack Obama itu menyepakati bahwa negara Barat akan mencabut serangkaian sanksi terhadap Teheran.
Sebagai timbal balik, Iran harus menyetop segala bentuk pengembangan senjata rudal dan nuklirnya, termasuk pengayaan uranium.
Namun, di bawah komando Presiden Donald Trump, AS menarik diri secara sepihak dari perjanjian nuklir itu pada Mei 2018 lalu dan kembali menerapkan sanksi atas Iran.
Sejak ultimatum Rouhani tersebut, AS dan Iran terus saling lontar ancaman. Presiden Donald Trump bahkan mengerahkan kapal induk dan sejumlah pesawat pengebom ke Timur Tengah. (has)
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20190704163943-120-409156/iran-bersedia-berunding-dengan-as-jika-sanksi-dicabut/
No comments:
Post a Comment