Pages

Monday, July 1, 2019

PKS Ungkit Istilah Cicak vs Buaya soal Oposisi Jokowi-Ma'ruf

Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengungkit istilah 'cicak vs buaya' saat menyampaikan kesiapan partainya untuk menjadi oposisi di pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin mendatang.

Mardani menyatakan, oposisi yang terbaik adalah bergabung bersama rakyat. Menurutnya, siapapun yang membela kepentingan rakyat sekecil apapun maka menjadi besar.

Dia kemudian mengungkit istilah cicak vs buaya. Menurutnya, cicak berhasil mematahkan perkiraan tidak mungkin menang menghadapi buaya ketika itu karena didukung oleh rakyat.

Istilah 'cicak vs buaya' adalah personifikasi yang diciptakan mantan Kepala Bareskrim Polri, Susno Duadji pada 2009 silam. Personifikasi itu menggambarkan pertarungan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Polri. KPK diibaratkan sebagai cicak, sementara Polri dipersonifikasi sebagai buaya kala itu.

"Ingat kisah cicak vs buaya? Mana ada cicak menang, tapi ketika cicak didukung oleh rakyat, cicaknya yang menang," kata Mardani kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta pada Senin (1/7).

Dia pun menyampaikan ketika oposisi kuat maka akan memberikan keuntungan untuk rakyat karena mekanisme penyeimbang atau check and balances akan berjalan.

Sebaliknya, lanjut dia, oposisi akan menjadi lemah dan merugikan rakyat bila jumlah partai politik yang tergabung di dalamnya hanya sedikit.

"Ketika oposisi kuat yang diuntungkan publik karena ada check and balances system, tapi kalau semua pindah cuma sedikit yang jadi oposisi, yang dirugikan bukan PKS, publik yang dirugikan," katanya.

Berangkat dari itu, Mardani mengajak semua partai pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk mengambil posisi oposisi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf mendatang.

PKS Ungkit Istilah Cicak vs Buaya soal Oposisi Jokowi-Ma'rufJokowi bersama jajaran pemimpin partai koalisi pendukungnya di Pilpres 2019. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Dia berkata, menjadi oposisi bukan berarti benci dengan pemerintah atau Jokowi, melainkan bisa menjadi pendorong pemerintah jika bekerja lambat.

"Ayo semua rekan-rekan koalisi 02 kita sudah bubar, kita bertransformasi jadi satu, kita sama-sama bangun negeri ini walaupun jadi oposisi tapi tetap itu pekerjaan yang mulia," jelasnya.," ujarnya.

Meski begitu, Mardani mengaku tidak bisa mencegah partai politik pendukung Prabowo-Sandi lain untuk bergabung ke koalisi Jokowi-Ma'ruf.

Sebelumnya, Sandiaga mengisyaratkan akan menjadi oposisi terhadap pemerintahan terpilih periode 2019-2024 Jokowi-Ma'ruf.

Hal itu disampaikan Sandi dalam video yang dianggah di akun instagramnya, @sandiuno.

Sandi mulanya menyampaikan kekecewaannya atas kekalahan dalam Pilpres 2019 ini. Dia tak membantah bahwa dalam sebuah pemilihan tentu pihak yang tak terpilih akan merasa kecewa atas kekalahan yang dialami. Apalagi niat mereka sejak awal adalah benar-benar ingin membangun negara ke arah yang lebih baik.

"Karena kita sungguh-sungguh ingin berperan dalam membangun bangsa dan negara kita. Maka wajar saja kalau kita kecewa," kata Sandi seperti dikutip dari video di akun instagram miliknya, Senin (1/7).

Atas dasar itulah kata Sandi, dia pun tak akan berhenti berjuang untuk membangun Indonesia. Hanya saja perjuangan itu dalam bentuk yang berbeda meski tidak bergabung dalam pemerintahan.

[Gambas:Video CNN] (mts/osc)

Let's block ads! (Why?)

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190701174203-32-408036/pks-ungkit-istilah-cicak-vs-buaya-soal-oposisi-jokowi-maruf/

No comments:

Post a Comment