"Saya tidak akan mengizinkan perjanjian apapun yang berpotensi merongrong kedaulatan dan kemerdekaan kita. Sejumlah perjanjian yang sedang dibicarakan kembali karena berdampak tidak baik untuk negara kita," kata Sirisena dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Senin (8/7).
"Saya menolak SOFA yang bisa mengkhianati negara kita. Sejumlah negara ingin menjadikan Sri Lanka menjadi pangkalan militer mereka. Saya tidak mau mereka datang ke sini dan merusak kedaulatan kita," ujar Sirisena.
Tahun lalu, AS menyatakan bakal mengucurkan bantuan uang sebesar US$39 juta (setara Rp549,7 miliar) untuk kerja sama keamanan maritim. Hal itu diduga karena Sirisena dan China semakin akrab.
China menganggap Sri Lanka adalah salah satu kawasan penting untuk menunjang program Jalan dan Sabuk Ekonomi. Proyek itu adalah upaya mereka untuk meluaskan pengaruh dari kawasan Afrika hingga Pasifik.
Pada 2017, Sri Lanka sepakat menyewakan salah satu pelabuhan besar mereka, Hambantota, untuk dikelola China. Penyebabnya adalah mereka tidak mampu membayar pinjaman sebesar US$1,4 miliar (sekitar Rp19,7 triliun).
Di sisi lain, AS juga menghentikan penjualan senjata ke Sri Lanka saat masih berseteru dengan pemberontak Macan Tamil yang berakhir pada 2009. Sejumlah negara lain juga menyatakan presiden sebelumnya, Mahinda Rajapakse, melakukan pelanggaran hak asasi manusia dalam masa konflik itu. (ayp)
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20190708140953-113-410162/presiden-sri-lanka-tolak-izinkan-as-dirikan-pangkalan-militer/
No comments:
Post a Comment